Kedai Kopi Seruput Ahmad Fahmi, Modal Cuma Rp 15 Juta, Omzet Belasan Juta

Kedai Kopi Seruput Ahmad Fahmi, Modal Cuma Rp 15 Juta, Omzet Belasan Juta

Trendingusaha | Menjadi seorang yang ingin membuka tidak harus selalu memiliki modal yang besar. Siapa yang sangka, jika modal kecil namun penghasilan setiap bulannya hingga sampai belasan juta rupiah. Adalah Achmad Fahmi, pria kelahiran Agustus 1990 mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp 15 juta untuk memulai bisnis sebagai penjual aneka minuman kopi. Di tahun pertama 2015, ia mengaku modal sebesar itu, pria yang akrab di sapa Amoy ini berjualan kopi dengan gerobak yang lengkap alat seduh kopi
 
Kemudian ia memanfaatkan garasi kosong di depan rumahnya Jl. Asalam No.26, Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang, Banten untuk berjualan aneka ragam minuman kopi. Dia memberi nama usahanya dengan sebutan Kedai Seruput. Achmad menceritakan, sebelum menjalankan usaha kedainya ini merupakan pegawai swasta selama tiga tahun.

Pria lulusan S1 IT universitas swasta di kawasan Jakarta Selatan ini rela melepaskan karirnya di dunia kerja karena memang ingin menciptakan tempat nongkrong bagi teman-temannya namun tetap menghasilkan pendapatan. Walaupun awalnya jenuh, tapi yang penting ingin menciptakan tempat nongkrong," katanya.

Sebelum menjalani usaha aneka minuman kopi, Achmad juga sempat menjalani usaha konfeksi bersama saudaranya. Namun, usaha tersebut kandas lantaran pada saat yang bersamaan masih sebagai pegawai swasta.

Dalam menjalani usahanya, Achmad mengajak saudara dan temannya. Bahkan, terkadang teman-temannya secara sukarela membantunya meskipun hanya sebatas mengantar cangkir berupa minuman racikannya ke para penikmat kopi.

Di Kedai Seruput, pria penyuka FC Barcelona ini menjual berbagai macam minuman dengan bahan baku kopi. Mulai dari kopi murni dengan berbagai macam varian dari Indonesia, hingga minuman-minuman lainnya seperti lemon tea, green tea, thai tea, hingga mie rebus dan kentang goreng.

Untuk saat ini, lanjut Achmad, menjalankan usaha sebagai tukang kopi dijadikannya sebagai pengalaman baru dalam hidupnya. Dia menyebutkan, pasar minuman kopi khas Indonesia pada 2015 juga masih menjadi peluang besar.


Akhirnya, dia tetap melanjutkan sebagai pegawai swasta di bidang IT. Perkerjaannya ini dianggapnya sebagai rasa hormat kepada orang tuanya yang telah menyekolahkannya sedari kecil.

Keputusannya sebagai pelaku usaha dianggap tidak salah, karena dari segi pendapatan setiap bulannya tidak kalah dengan penghasilannya sebagai pegawai swasta. "Omzet per bulannya sekarang rata-rata Rp 12 juta, malah dua kali lipat jika dibandingkan di tempat kerja," ungkapnya.

Meski bermodal gerobak, sekitar enam bulan ke depan Achmad menyulap garasi rumah dan halaman rumahnya layaknya toko-toko kopi modern pada umumnya. "Pasar apapun bisa diciptakan, asal kita benar-benar serius mau jalanin usaha itu," jelasnya.

Lebih lanjut Achmad menegaskan, yang membuat beda kedai kopinya dengan toko-toko lainnya adalah beberapa fasilitas yang bisa dinikmati para pembeli secara gratis. Mulai dari jaringan internet (wi-fi) hingga video game Playstation 4. "Kalau saya inginnya pelanggan tidak canggung, kalau di toko kan ada rasa canggung dan setidaknya harus berpakaian rapi pada saat membeli," tandasnya

Advertisement

Baca juga:

------------- READ NEXT -------------