Sirandorung. gula merah atau gula aren hasil produksi
para perajin rumah tangga di Kecamatan Sirandorung, Kabupaten Tapanuli
Tengah (Tapteng) yang terbuat dari mayang pohon aren, laris manis di
pasar Sumatera Utara (Sumut).
Salah seorang pengusaha gula merah, Dameria Munthe
didampingi perajin lainnya, Syafruddin Simatupang ketika
berbincang-bincang seputar produksi dan pemasaran gula merah hasil
perajin rumah tangga di Kecamatan Sirandorung. Saat ini sekitar 375-an kepala keluarga (KK) di
Kecamatan Sirandorung bekerja sebagai perajin gula merah. Setiap kepala
keluarga per hari mampu memproduksi sekitar 15 kilo gram (kg) hingga 18
kg gula merah atau total berkisar 5.475 kg sampai 6.000 kg gula merah
setiap hari keluar dari Sirandorung, dengan harga di penampungan Rp
10.000/kg.
Sementara harga gula merah khas Sirandorung ini di
pasaran Sumut seperti di Kabupaten Deliserdang, Simalungun, Serdang
Bedagai, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Kota Sibolga,
Tebingtinggi, Siantar dan Kota Medan dapat mencapai Rp 12.400/kg.
Dengan
produksi 15 kg hingga 18 kg per harinya, keluarga perajin gula merah di
Sirandorung dapat berpenghasilan Rp 150.000/hari sampai Rp 180.000 per
hari. Menderes dan memasak gula merah tidak ada musiman, setiap hari
juga bisa. Aren sebagai tanaman penghasil bahan baku tidak seperti
tanaman lainnya yang jika musim panas atau musim penghujan produksinya
terganggu" beber Dameria yang juga merupakan Ketua KPGM Saiyo Sakato
Sirandorung ini.
Sedangkan untuk pemasaran hasil produksi gula
merah milik warga, terangnya, awalnya dilakukan oleh Koperasi Saiyo
Sakato, dikarenakan saat itu gula merah milik mereka belum begitu
dikenal di pasaran. Namun sekarang, para warga tidak lagi hanya
bergantung kepada koperasi tersebut, karena sudah banyak pedagang
pengepul atau penampung yang langsung berhubungan dengan para perajin.
Dengan demikian, seluruh hasil produksi gula merah ini dipastikan
terjual. Melalui KPGM Saiyo Sakato sekarang hanya sekitar lima ton gula
merah setiap minggu yang diangkut ke Serdang Bedagai, Deliserdang dan
Kota Medan. Sudah banyak penampung gula merah yang datang langsung ke
Sirandorung belakangan ini, ada yang tetap melalui koperasi, dan ada
yang langsung ke perajin.
Bahkan banyak agen penampung maupun
pedagang yang langsung datang membeli gula merah kepada para perajin,"
kata Dameria seraya mengatakan gula merah Sirandorung sudah sering
diikut sertakan oleh Pemkab Tapteng mengikuti pameran-pameran seperti di
PRSU maupun pasar murah, sehingga promosinya lebih berkembang.
Dikatakan,
satu-satunya kendala yang dihadapi para perajin gula merah di
Sirandorung adalah keterbatasan jumlah pasokan bahan baku nira, akibat
semakin menipisnya stok tanaman aren warga.
Selama ini
masyarakat hanya mengandalkan pasokan nira dari tumbuhan aren yang
tumbuh secara liar, bukan melalui upaya penanaman sendiri. Dan kini
tumbuhan aren sudah semakin sedikit jumlahnya, sementara kami belum
mengetahui cara mengembangkan perkebunan aren ini. Kami berharap adanya
perhatian pemerintah dengan memberikan bantuan berupa penyuluhan atau
pelatihan tata cara mengembangkan perkebunan aren, dan kalau bisa
sekaligus memberikan benih unggul, supaya usaha kecil kami ini bisa
tetap bertahan, kalau pun tidak bisa semakin berkembang," katanya.
Advertisement