Meski dari nama daganganya tak setenar dagang lainnya namun kehadiran
sangat dibutuhkan bagi ibu rumah tangga dalam kehidupan sehari-harinya.
Terlebih di hari raya, puluhan ibu rumah tangga anteri membeli bumbu
masakan ini.
Ramainya permintaan akan bumbu masakan ini dilatarbelakang akan
kebutuhan ibu rumah tangga yang ingin serba praktis meracik suatu menu
masakan. Lantaran ini lah membuat sebeberapa menjadi bumbu masakan ini
menjadi peluang usaha.
seperti dilakukan Dede permana pria kelahiran tasikmalaya ini melirik
membuka usaha bumbu masakan langsung bisa dipakai untuk memasak atau
sering disebut bumbu instan. “Usaha bumbu ini sangat potensial karena
selain barang mudah didapat bumbu ini merupakan bahan yang selalu dicari
konsumen,” ungkap Dede, rabu (7/5)
Modal awal digunakannya membuka usaha ini sebesar Rp 600 ribu untuk
keperluan membeli berbagai bumbu di agen seperti bumbu tekwan, rendang,
soto, malbi, opor, sahang, kemiri, cengkeh, kayu manis dan bumbu
lainnya.
Dalam menjual bumbu ini terdapat dua jenis yakni jenis bumbu basah
serta tipe bumbu kering. tipe bumbu ulas umumnya tidak seawet bumbu type
kering. perumpamaan bumbu basah diantaranya bumbu opor, bumbu soto,
bumbu rendang, lombok halus, serta bawang halus, yang kerap dipakai
beberapa ibu rumah tangga ataupun beberapa pelaku usaha catering, tempat
tinggal makan, serta restoran.
“Bumbu kering umumnya lebih mengarah ke bumbu perasa atau penambah
aroma, perumpamaannya saja bumbu aroma barbeque, aroma daging ayam,
aroma daging sapi, aroma jagung bakar, dan bumbu perasa yang lain yang
seringkali dipakai untuk berikan tambahan rasa serta aroma untuk camilan
atau makanan ringan”jelasnya
Disamping itu, menurut Dede product bumbu bisa dikemas dengan kemasan
bermacam. dari mulai kemasan plastik, sampai kemasan botol yang menarik
beberapa customer. disamping itu kemasan juga dapat sesuai, memasarkan
beragam ukuran supaya customer bisa sesuaikan daya beli mereka sesuai
dengan keperluan mereka.
“Dengan berjualan bumbu ini maka peluang pasarnya semakin luas namun
saya lebih fokus ke pemasaran di kalangan seperti Teluk Payuh, Sukamoro,
dan Pangkalan Balai dan warung – warung manisan lainnya,” ujarnya.
Sehari omset diperoleh mencapai Rp 800 ribu dan terjadi peningkatan
omset pada saat menjelang hari besar seperti imlek, puasa, lebaran Idul
fitri dan haji dalam sehari pendapatannya bisa mencapai Rp 900 ribu
hingga Rp 1,2 juta.
“Untuk harga sendiri semuanya perbungkus dijual seharga Rp 1000
sedangkan kalau dijual per ons seperti bumbu tekwan, malbi, Rp 9 ribu
dan sahang seharga Rp 16 ribu,”kata Dede.
“ Kami berharap kedepanya usaha bumbu ini semakin maju dan berkembang
dan bahan baku yang digunakan untuk membuka usaha ini murah sehingga
para pedagang seperti dirinya bisa meningkatkan penjualan” harapnya
Advertisement