Seiring dengan perkembangan jumlah
kendaraan yang ada, baik itu kendaraan roda dua dan roda empat
menjadikan usaha dibidang komponen kendaraan akan selalu terbilang
cerah. Ya, inilah yang kemudian membuat Hamdi merintis bisnis lampu
kendaraan dengan membawa nama Adim Garage pada November 2011. Adim
Garage sendiri menjalankan usaha dengan menjual produk retrofit bagi
pelanggan (retrofer) atau reseller sekaligus juga melakukan proses
retrofit projector lampu kendaraan, baik itu kendaran roda dua atau roda
empat.
Selain itu dengan inovasinya, Hamdi juga
memberikan jasa atau layanan konsultasi, instalasi HID, poles mika
lampu, blackhousing dan fullwave motor di tempat usahanya. Dengan
kreativitas dan inovasinya usahanya ini maka tak ayal bila Adim Garage
kemudian sukses diterima pasar dan para pelanggan.
Awal Pendirian Usaha
Pemilihan bisnis di bidang penjualan
lampu kendaraan ini sendiri dipilih Hamdi karena kecintaannya pada
bisnis yang berhubungan dengan lampu-lampu. Dari kebiasannya bongkar
pasang lampu inilah dengan didukung oleh adanya bengkel orang tuanya
maka kemudian Hamdi memutuskan untuk mendirikan Adim Garage pada bulan
November 2011. Di awal usahanya mendirikan Adim Garage ini, Hamdi hanya
mengimpor kecil-kecilan produk lampu yang kemudian ia jual di situs Kaskus.
Untuk mengawali usahanya ini Hamdi
mengaku mengeluarkan modal awal sebesar Rp5 juta untuk produk yang
dijual online. Sedangkan untuk pembuatan bengkel fisik ia menyatakan
mengeluarkan investasi sebesar Rp100 juta. Adim Garage sendiri pada
awalnya dijalankan oleh pria kelahiran 24 November 1988 ini sambil
berkuliah S-2 Manajemen Bisnis di Universitas Bina Nusantara (Ubinus).
Perkembangan Usaha Adim Garage
Dari penjualan secara online via situs
Kaskus, Adim Garage kemudian mendapati keuntungan yang cukup lumayan.
Dari sinilah Hamdi yang merupakan lulusan S-1 Teknologi Informasi Ubinus
kemudian membuat bengkel untuk usahanya tersebut. Dari sini Hamdi
semakin leluasa dengan menjual produknya secara offline dan online.
Ya, meski telah memiliki bengkel, Hamdi
memang masih terus menjual lampu-lampunya di jejaring online. Menurutnya
hal ini dilakukan untuk mengantisipasi konsumen yang jarang datang ke
bengkelnya pada awal-awal pendirian bengkel. Pada awal-awal bengkel
berdiri memang konsumen yang datang masih di sekitaran Jakarta, Jawa
Barat, dan terjauh yaitu Lampung. Umumnya konsumen yang datang dari luar
Jakarta ini memperbaiki lampunya secara pemesanan online.
Jadi mereka ini tidak datang secara
langsung ke bengkel namun mereka ini mengirim barangnya untuk diperbaiki
di bengkel Adim Garage. Nah setelah perbaikan selesai dilakukan maka
barang tersebut akan dikirimkan kembali ke konsumen. Presentase
konsumen yang datang secara langsung dan online di Adim Garage sendiri
adalah 20% offline dan 80% online.
Produk Adim Garage
Produk yang dijual Adim Garage sendiri
ada beberapa macam jenis lampu. Sebut saja seperti aftermarket High
Intensity Discharged (HID) kit, bulb HID, ballast HID, projector, angel
eyes, LED, relay HID atau kabel set, dan lain lain. Banyaknya produk
lampu yang ada di tempat usaha Hamdi ini memang sangat wajar karena Adim
Garage sendiri merupakan distributor eksklusif The Retrofit Source LLC
USA (theretrofitsource.com). The Retrofit Source LLC USA sendiri adalah
distributor yang mengawasi forum online terbesar di bidang pencahayaan
otomotif, hidplanet.com.
Untuk target pasarnya sendiri, Hamdi
menyasarkan usahanya pada kalangan kelas menengah-atas. Target pasar
yang ditentukan Hamdi ini memang terlihat dari harga produk Adim Garage
yang terbilang cukup tinggi yakni mulai dari harga perset plus
pemasangan Rp 2,8 juta untuk mobil dan Rp 1,5 juta motor.
Alasan pemilihan target pasar ini
menurut Hamdi adalah adanya marginnya yang lebih tinggi dan barangnya
yang berkualitas dan dapat membuat dirinya yakin untuk menjualnya.
Selain itu menurutnya konsumen di pasar menengah-atas ini biasanya tak
keberatan bila diharuskan mengeluarkan uang banyak untuk memodifikasi
kendaraan yang dicintainya.
Mengatasi Kendala dan Permasalahan Usaha
Dalam usahanya ini Hamdi mengaku
menghadapi kendala pada banyaknya produk impor. Dari sini Hamdi pun
melakukan langkah wait and see yang berkelanjutan. Hal lain yang sering
menjadi kendala adalah produknya yang bukan merupakan kebutuhan primer
(pokok). Meski bukan produk kebutuhan primer, namun Hamdi tetap optimis
mengingat besarnya pasar komponen kendaraan yang terus meningkat
sepanjang tahunnya.
Advertisement