Trendingusaha | Meski hanya tamat SMP dikarenakan putus sekolah di tahun 1993, Rusmala tak berdiam diri. Dia bersama dengan sang adik mengerjakan pesanan songket para tetangga. Mulai berasal dari mengerjakan pesanan tetangga, usaha Rusmala makin berkembang hingga kini.
Perjalanannya didalam membawa dampak dan memasarkan songket terbilang panjang dan tak mudah. Tapi akhirnya, dia dipertemukan bersama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) yang mengajak dia untuk ikut serta di Inacraft pada tahun 2010 lalu.
Perjalanannya didalam membawa dampak dan memasarkan songket terbilang panjang dan tak mudah. Tapi akhirnya, dia dipertemukan bersama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) yang mengajak dia untuk ikut serta di Inacraft pada tahun 2010 lalu.
Rusmala juga tak ketinggalan ambil bagian didalam Inacraft 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), bersama dengan mengusung merek Nirmala Songket. Di pameran Inacraft ini kain songket Nirmala dibanderol dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 6,5 juta bersama dengan warna-warna alam.
"Kami mengawali usaha ini memang untuk memenuhi keperluan hidup, itu kurang lebih tahun 1993, ya putus sekolah daripada tidak bekerja, kami merasa saja membawa dampak songket bersama dengan satu mesin dulu," ujar Rusmala saat ditemui di JCC, baru-baru ini
Nirmala Songket masuk didalam Kampoeng BNI yang merupakan program binaan untuk usaha kecil menengah (UKM) punya bank pelat merah tersebut. Rusmala menyebutkan, saat ini dia telah mempunyai 168 perajin untuk mengerjakan songket-songket miliknya.
Saat ini di pameran, omzet yang dihasilkan oleh Nirmala songket telah menggapai Rp 100 juta per hari. Dia juga telah mendapatkan penghargaan berasal dari BNI untuk kategori merek yang bertransaksi mengfungsikan mesin EDC terbanyak.
Namun, Rusmala mengaku belum bakal merambah jalan daring untuk meluaskan penjualan kain. "Kalau online saya belum berani, dikarenakan umumnya foto bakal merubah warna kain, saya takut mengecewakan konsumen," ujar dia.
Saat ini sebaran wilayah penjualan kain masih di kurang lebih Sumatera Selatan dan Jawa. Biasanya pembeli adalah langganan yang didapatkan kala mereka ikut pameran.
Selain pembeli lokal. Turis asing yang kebetulan datang jadi langganan Rusmala. Seperti berasal dari Malaysia, Athena dan sebagian negara Asia dan Eropa lainnya. Yang jelas, kerja keras Rusmala sepanjang ini berbuah manis Dia dapat mengantongi omzet pada Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per bulan.
Lokasi workshopnya : Dusun II, Desa Tunas Aur, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan.
Advertisement