Boneka cukup favorit di berbagai kalangan. Di samping bentuknya yang lucu dan lembut, juga bisa dijadikan berbagai macam keperluan semisal sebagai souvenir, bantal leher maupun boneka hias. Melihat tingginya kebutuhan akan boneka, membuat insting Syamsul Arifin langsung jalan untuk membuka bisnis boneka yang awalnya dilakoni dengan model konsinyasi dan dipasarkan melalui media sosial.
|
Tak disangka, belum berjalan setahun pada 2012 Syamsul sudah bisa punya toko offline sendiri di Malang, Jawa Timur. Mementingkan kualitas dengan harga bersaing membuat bisnis boneka berlabel Bonekamu milik Syamsul akhirnya mampu menarik hati konsumen hingga mampu membukukan omzet Rp 1 M per tahun.
Sutiyono salah satu konsumen Bonekamu mengungkapkan rasa puas dengan produk boneka buatan Syamsul. Sutiyono yang sejak empat tahun lalu menjadi pelanggan dan reseller Bonekamu, mengemukakan, keunggulan Bonekamu adalah harganya terjangkau, bonekanya terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan manajemen Bonekamu melayani pelanggannya hingga tuntas.
Dia menyarankan pengelola Bonekamu menambah varian produknya, serta memperbarui model dan gambar boneka. "Terutama untuk produk bantal leher printing yang saat ini sedang digemari konsumen," Sutiyono menyarankan.
Tak salah kemudian teori dalam dunia dagang bahwa konsumen yang puas akan membawa konsumen yang lain. Karena rasa puas itu akan secara berantai menyebar dari mulut ke mulut.
Terutama dalam hal pelayanan yang kerap dianggap sepele. Pelayanan yang tuntas seperti diungkapkan Sutiyono kerap menjadi motif pelanggan untuk menjadi pelanggan yang loyal dan dengan sukarela akan mempromosikan kepada konsumen lain berdasarkan pengalamannya.
Setiap hari kapasitas produksi Bonekamu mencapai 200 boneka, atau 6 ribu boneka per bulan. "Produk andalan kami bantal leher yang kebanyakan dipesan perusahaan untuk suvenir," kata Syamsul. Bantal leher dibuat dari kain velboa, bahan khusus boneka. Adapun bagian dalamnya menggunakan silikon tipe HCS level terbaik yang mudah dicuci dan antibakteri, sehingga lebih sehat dibanding produk sejenis yang biasanya diisi dengan campuran gabus dan kain perca.
Harga satuan bonekanya dibanderol di kisaran Rp 30-40 ribu. "Rata-rata omzet kami dalam setahun mencapai Rp 1,5 miliar," ungkap Syamsul. Saat ini, Syamsul mampu mempekerjakan 17 pegawai sebagai staf produksi dan 8 staf administrasi toko. Jumlah tokonya bertambah empat unit, yaitu tiga unit di Malang dan satu toko di Yogyakarta.
Proses produksinya tidak begitu rumit. Setiap hari, Syamsul memeriksa ketersediaan bahan pembuatan boneka. Setelah itu, bahan boneka dibordir atau dicetak sesuai dengan pemesanan konsumen. "Proses yang terakhir adalah dijahit.
Rata-rata setiap proses produksi memerlukan waktu dua-tiga minggu karena proses pemotongan hingga printing cukup memakan waktu yang cukup lama," tuturnya. Pengerjaan boneka di pabrik menggabungkan proses manual dan teknologi mesin. Bonekamu memproduksi berbagai karakter tokoh animasi dan model yang dikembangkan oleh tim produksi.
Dalam menjalankan bisnisnya ini, Syamsul mengakui ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu kualitas jahitnya yang kurang memuaskan dan juga tidak terpenuhinya sejumlah pesanan jika permintaan sedang tinggi-tingginya. Untuk menghadapi kendala tersebut, pria kelahiran Malang, 3 April 1987 ini kemudian menempuh jalan menambah karyawan, membeli mesin serta juga mempekerjakan tenaga paruh waktu.
Kendala dan tantangan bagi seorang entrepreneur memang bisa menjadi motivasi untuk terus berinovasi dan mencari solusi hingga akhirnya bisa mencapai kesuksesan.
|
Advertisement