Es Tebu, minuman yang saat ini banyak diminati selain bisa menghilangkan rasa haus saat cuaca panas, ternyata banyak manfaatnya bagi tubuh karena zat yang terkandunga dalah gula alami tanpa ada zat kimia apapun Adalah Sujarwo, pria asal Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar Banyuwangi ini sehari-hari tidak hanya berjualan es tebu, tapi sebagai suplyer tebu hijau, bahan es tebu sampai menyediakan banyak sekali mesin es tebu hasil rakitan sendiri.
Sujarwo mulai merintis usaha es tebu semenjak 10 tahun silam, jauh sebelum orang ramai-ramai membuka usaha ini.. “saat aku awal buka, es tebu tidak diminati,” kisahnya kepada usaha Banyuwangi,. Buat menarik konsumen, Sujarwo rela memberikan secara free bagi pelanggan yang bersedia minum di tempat. Dia mengenal es tebu saat di kota Surabaya. Ketika dirinya masih belajar di sekolah pelayaran. Selesainya tamat belajar, ia memilih meninggalkan bidang pelayaran, justru melirik usaha bengkel. “aku merasa tidak cocok bekerja melaut,” ucapnya.
Setelah pulang ke Banyuwangi, beberapa usaha sempat dia lakoni. Seperti sebagai pengepul stroberi. Sujarwo menerima pasokan stroberi dari Bandung. Banyak pedagang mengambil stroberi padanya. Akan tetapi, karena dia merasa tidak cocok usaha stroberi ini akhirnya merugi, lalu beralih ke usaha es tebu, ternyata sukses.
Sujarwo membeli mesin es tebu berasal teman di Surabaya senilai Rp 4,5 juta. Serta, tambahan modal Rp 15.000 buat membeli bahan es serta tebu. Awalnya ia mencoba berjualan keliling kota ke kota, mulai Srono, Muncar, Banyuwangi hingga Situbondo menggunakan sepeda motor.
Sebelumnya, dia menggunakan tebu kampung, termasuk tebu perkebunan. Sujarwo berburu tebu ke desa- desa hingga ke daerah perkebunan tebu Asembagus, Situbondo. Harganya pun masih murah. Sebelum memakai tebu hijau, banyak pelanggan mengeluh, sakit tenggorokan, batuk bahkan diare setelah mengkonsumsi es tebu. “dari situ aku terus mencari berita tebu apa yg cocok buat bahan es tebu ini. Hingga aku ketemu menggunakan tebu herbal atau tebu hijau ini,” ucapnya.
Melihat dagangan es tebu miliknya laku , banyak yang ingin berusaha sepertinya. Terutama mereka yang membeli air tebu padanya. Lambat laun, mereka minta dibuatkan mesin. Banyak pelanggan juga yg minta dibuatkan nama “agen es tebu monggo”, seperti perjuangan miliknya. Hingga kini ada 30 gerai miliknya beredar di seluruh Banyuwangi, menggunakan sistem beli putus. “bahan tebunya pula berasal aku ,” ucapnya.
Menurutnya usaha es tebu ini mulai meledak 4 tahun belakangan. Sujarwo pun kecipratan berkah menggunakan banyaknya permintaan mesin es tebu, termasuk bahan standar tebu hijau. Ketika ini ia menyediakan mesin es tebu dari baru hingga bekas. Harganya, mulai tiga juta hingga 5 juta. Sejauh ini, sudah 80 unit mesin berhasil dia jual. Permintaan mesin es tebu ini tidak hanya asal tempat Banyuwangi, akan tetapi sampai Bali. Permintaan asal Bali ini menurut Sujarwo tidak hanya mesin, akan tetapi pesanan bahan baku tebu hijau juga. Akan tetapi, dampak keterbatasan tenaga, pasokan tebu hijau dia lemparkan langsung ke temannya di Kediri.
Untuk pengadaan mesin tebu, sujarwo menjalin kerjasama menggunakan pemilik toko. Ia membeli mesin diesel dan pelindas, kemudian dia rakit sendiri sebagai gerobak es tebu. Mesin pelindas berada di dalam pelindung agar supaya aman, juga lebih bertenaga karena pelindung terbuat berasal bahan alumunium. Buat pasokan tebu hijau, Sujarwo mendatangkan asal Kediri. Pasokan tebu hijau ini datang tiap 3 hari sekali sebesar 7 ton. Jika pasokan tebu tiba, Sujarwo segera mengirim ke pelanggan menggunakan mobil pick up. Beberapa pelanggan memilih datang pribadi ke rumahnya di Dusun Gendungan.
Pelanggan Sujarwo hampir menjelajah di pelosok Banyuwangi. Akan tetapi tak seluruh pelanggan di datangi. Relatif di beberapa titik, mereka membuatkan bahan tebu menggunakan rekan pedagang lain. Saking tingginya permintaan bahan tebu ini, Jika pengiriman terlambat, ponselnya tak berhenti berdering.
Tebu hijau ini dijual per kwintal, harganya rp 160.000 isi 45 lonjor tebu. Tapi bila diantar ke tempat pelanggan, terdapat tambahan ongkos, Rp 10.000. Akibat tingginya permintaan, Sujarwo mencoba menanam tebu hijau sendiri di lahan seluas satu hektar. Tebu telah bisa dipanen selama 8 bulan.
Selain itu, bagi yg ingin berjualan es tebu dan tidak punya mesin, Sujarwo menyediakan air tebu. Permintaan air tebu pun tidak kalah jumlahnya. Per hari mencapai 100 liter. Permintaan air tebu datang asal muncar hingga Srono.
Menurut laki-laki kelahiran Banyuwangi 2 Februari 1972 ini, es tebu hijau makin diminati. Selain mampu menghilangkan dahaga, juga berguna mengatasi banyak sekali penyakit, seperti mencegah kanker serta demam. Sayangnya kata sujarwo, banyak pedagang es tebu lain yang menggunakan bahan tebu kampung, sehingga menghambat gambaran es tebu herbal. Adapun, ciri es tebu herbal ini airnya berwarna hijau. Dijual Rp 2.500 - Rp 3.000 per gelas
Prospek bisnis ini istilah Sujarwo sangat menjanjikan. Dalam sehari, pelanggan rata-rata mampu menjual 150 gelas atau menghabiskan bahan air tebu sebesar 50 kilogram. “Bila terdapat acara, penjualan bisa tembus 200 – 300 gelas,” tambahnya.
Asal usaha ini pedagang mampu menerima keuntungan bersih Rp 200.000 – Rp 300.000 per hari. Dari perjuangan ini dia mampu meraih laba Rp 13 juta per bulan
Prospek bisnis ini istilah Sujarwo sangat menjanjikan. Dalam sehari, pelanggan rata-rata mampu menjual 150 gelas atau menghabiskan bahan air tebu sebesar 50 kilogram. “Bila terdapat acara, penjualan bisa tembus 200 – 300 gelas,” tambahnya.
Asal usaha ini pedagang mampu menerima keuntungan bersih Rp 200.000 – Rp 300.000 per hari. Dari perjuangan ini dia mampu meraih laba Rp 13 juta per bulan
Advertisement